Awas Obesitas! Kenali Penyebab, Akibat, Faktor Resiko dan Cara Mencegah Obesitas
Sumber-Informasi.com - Coba Anda luangkan waktu sejenak untuk membuka kembali album foto keluarga. Tak jarang dari kita diingatkan oleh perubahan bentuk badan. Jika Anda melihat hal seperti ini, jangan menganggapnya sebagai hal sepele, sebab bisa jadi Anda mengalami obesitas. Selain membuat bentuk badan tidak sedap dipandang, obesitas juga sangat berbahaya bagi kesehatan.
Dalam dunia medis, obesitas diartikan sebagai kelebihan berat badan akibat tumpukan lemak berlebih yang berdampak negatif pada tubuh dan mengurangi harapan hidup seseorang. Obesitas dapat menimbulkan beberapa gangguan kesehatan, antara lain penyakit jantung, diabetes, gangguan tidur, kanker, dan osteoarthritis. Pada umurnnya, obesitas ditimbulkan karena kelebihan asupan lemak, kurang aktivitas fisik, dan faktor genetis/keturunan.
Dalam publikasi yang diterbitkan Institute for Health Metrics and Evaluation (IHME) di University of Washington membedakan overweight (kelebihan berat badan) dan obesitas. Seseorang disebut overweight jika memiliki indeks massa tubuh atau Body Mass Index (BMI) 25-30. Sementara itu, seseorang yang memiliki BMI di atas 30 barulah disebut obesitas (lihat Cara Menghitung Indeks Massa Tubuh / BMI).
Faktor Risiko
Berdasarkan laporan Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO), obesitas saat ini menjadi salah satu faktor risiko tertinggi pemicu kematian di dunia. Kurang lebih 3,4 juta orang dewasa meninggal setiap tahun karena berbagai penyakit yang dipicu oleh obesitas. Sekitar 44% dari kematian itu karena penyakit diabetes, 23% gangguan jantung, dan sisanya oleh berbagai macam kanker.
Pada tahun 2013, WHO memperkirakan sekitar 10% dari penduduk di bumi mengalami obesitas. Jika saat ini penduduk dunia ada 7,2 miliar, penderita obesitas ada sekitar 720 juta orang. Lebih memprihatinkan lagi, penderita obesitas kini tak hanya dialami orang dewasa. Pada tahun 2012, lebih dari 40 juta anak-anak di bawah usia lima tahun menderita obesitas.
Oleh karena itu, dalam sidang WHO tahun 2013 lalu, WHO mulai serius merespons ancaman obesitas dengan membentuk sebuah dokumen “Strategi Global Diet dan Peningkatan Aktivitas Fisik”. Dalam rencana aksi 2013-2020, WHO mendorong agar pemerintah membentuk satuan tugas dalam mengurangi obesitas. Isi kampanye melawan obesitas yaitu dengan cara memperbanyak aktivitas fisik dan mengurangi asupan lemak ke dalam tubuh.
Pada awalnya, prevalensi warga yang mengalami obesitas tinggi terdapat di negara-negara maju. Namun, WHO menyebutkan bahwa sekarang obesitas juga telah melanda negara-negara berkembang, termasuk Indonesia. Sejak studi-studi obesitas menjadi perhatian, Amerika Serikat selalu menduduki rangking tertinggi sebagai negara dengan obesitas. Dalam peta obesitas dunia yang dirilis organisasi antiobesitas dunia, www.worldobesity.org, prevalensi warga AS mencapai 35%. Artinya, sekitar 35% penduduk AS mengalami obesitas. Menyusul setelah AS adalah Kanada, Australia, dan Arab Saudi. Di Arab Saudi, prevalensi obesitas untuk pria bahkan mencapai 44%. Sementara itu, beberapa negara berkembang yang memiliki tingkat obesitas tinggi antara lain Brasil, Venezuela, dan Indonesia.
Saking seriusnya ancaman obesitas, pemerintah di beberapa negara membentuk satuan tugas khusus melawan obesitas. Amerika Serikat disebut sebagai negara berpenduduk obesitas terbanyak di dunia. Tak heran, AS menjadi negara pertama yang mengadopsi strategi global tersebut dengan membentuk Satuan Tugas khusus melawan obesitas. Ibu Negara AS sendiri turun langsung mengampanyekan program tersebut melalui program bernama "Let's Move!" yang mengajak warga AS lebih beraktivitas fisik seperti berolah raga.
Beberapa jenis kampanye mereka antara lain mengurangi penggunaan lift dan menganjurkan penggunaan tangga, mengharuskan anak-anak berolah raga sebelum masuk kelas di sekolah, mewajibkan pengurangan kadar garam dalam makanan dan sebagainya. Gedung Putih bahkan telah mengeluarkan surat perintah kepada para gubernur di negara bagian, walikota, dan kepala-kepala sekolah agar membangun lebih banyak jalur sepeda dan fasilitas olah raga publik.