Cara Memonitor Umpan Balik, Mengukur Respons Pendengar dan Mengevaluasi Keefektifan Program Radio
Pendahuluan
Radio sebagai media komunikasi massa memegang peranan penting dalam penyebaran informasi kepada khalayak. Kekhususan ciri yang dimilikinya membuat radio dapat menyebarkan informasi secara serentak dengan jangkauan wilayah yang luas. Amunugama; Moses dalam Jahi (1988 : 127) mengemukakan : "Sebagian besar kemajuan pembangunan ekonomi di negara-negara yang sedang berkembang bergantung pada perlibatan seluruh masyarakat. Siaran radio dalam hal ini, satu-satunya cara yang paling efektif untuk mencapai mereka".
Melihat peranan radio yang demikian, ditambahkan oleh Moses (Jahi, 1988: 127-128): ..... mendorong pemerintah dan perencana pembangunan di negara-negara Dunia ketiga untuk secara serius mempertimbangkan penggunaan radio dalam pembangunan. Beberapa negara telah memasukkan komunikasi siaran sebagai salah satu komponen perencanaan pembangunan mereka.
Dari uraian diatas dapat diketahui bahwa peranan radio sebagai media komunikasi massa sangat besar terutama di negara-negara sedang berkembang. Dengan program-program siaran, radio dapat menyebarkan informasi sekaligus memotivasi masyarakat untuk berpartisipasi aktif dalam pembangunan, sebagai syarat berhasilnya Pembangunan tersebut. Untuk itu, disusunlah program siaran radio sesuai dengan tujuan pembangunan.
Penyelenggara radio di beberapa negara, termasuk Radio Republik Indonesia (RRI) menata programnya mengikuti standar Unesco. Dalam standar Unesco , (seperti dikutip Effendy, 1983 : 113-114) penggolongan acara siaran diklasifikasikan berdasarkan maksud dan tujuan sebagai berikut:
- Siaran pemberitaan dan penerangan (News and Information Programe) mencakup warta berita, reportase, penerangan umum, dan pengumuman.
- Siaran pendidikan (Educational programme) mencakup siaran anak-anak, remaja, siaran sekolah, siaran pedesaan, siaran keluarga berencana, siaran agama, urusan wanita, pengetahuan umum.
- Siaran kebudayaan (Culture Programme) mencakup kesusasteraan (Literature), kesenian daerah/tradisional (folklore), apresiasi seni.
- Siaran hiburan (Entertainments) mencakup musik daerah , musik Indonesia populer (national music), musik asing, hiburan ringan.
- Siaran lain-lain (Miscellaneous) mencakup siaran iklan (commercial spot announcement), pembukaan/penutup siaran (Opening/closing tune).
Persoalan yang dibahas berikut ini adalah bagaimana Cara Memonitor Umpan Balik, mengukur respons dan mengevaluasi program.
Umpan Balik dan Kegunaannya
Dalam tindak komunikasi terutama melalui media komunikasi massa (baik media cetak maupun elektronik), pada dasarnya komunikator mengharapkan reaksi dari komunikan/khalayak. Ini berarti dengan menyiarkan suatu program radio pengelola siaran mengharapkan reaksi/respons dari pendengarnya. Bila ditinjau dari segi komunikator, Ithiel de Sola Pool, dalam artikelnya yang membahas sistem komunikasi ( Pool et. al, 1973: 9) mengemukakan:
In reality of course, the sender such as newspaper reporters and broadcasters, do pay attention for the reaction of their audience. There is feedback. If a medium runs a shocking pieces it will hear about it".
Sunarjo (1983 : 30) mengemukakan :" Feedback adalah reaksi yang diberikan oleh komunikan dimana reaksi tersebut dapat positif atau negatif. Feedback dialihbahasakan sebagai umpan balik atau arus balik".
Dipihak lain , dari segi komunikan/ khalayak, apabila kita kurang suka atau kurang puas terhadap isi media, Wilbur Schramm,1975:653-654) mengemukakan :
A better way is to tell our media what we do and don't like about them, and what would make us like them better. These help to tell media employees and especially heads, what you think of their product".
Menurut Schramm langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk hal tersebut antara lain menghubungi redaksi, manager/pemilik stasiun, secara individual (informal) atau secara kelompok yang lebih terorganisir (formal), atau dikemukakan dalam pertemuan atau peristiwa tertentu.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa umpan balik/Feedback merupakan tanggapan /respons terhadap program yang datang dari pendengar siaran radio kepada pihak penyelenggara.
Meinenda/(1981:14) mengemukakan bahwa : "Feedback penting karena memberikan informasi kepada komunikator tentang bagaimana komunikan menginterprestasikan pesan yang diterimanya". Sedangkan Gonzales dalam Jahi (1988 :45) mengemukakan :" Umpan balik membuat komunikasi lebih interaktif, tanpa umpan balik informasi akan mengalir satu arah ".
Mengenai kegunaan dan tipe umpan batik tersebut, Gonzales (Jahi, 1988 : 45-48) berpendapat:
Guna umpan balik : perencanaan, implementasi, dan evaluasi. Tipe umpan balik : Formatif, sebelum komunikasi dapat dimulai, untuk mendesain dan merencanakan pesan. Proses, ketika komunikasi sedang berlangsung, menguji kelayakan komunikasi dan memodifikasi komunikasi agar lebih responsif pada partisipan komunikasi lainnya. Sumatif, mengukur keberhasilan proses komunikasi dikaitkan dengan tujuan yang ditetapkan semula.
Sementara di Poerbojopoetro dkk (1975:195) mengenai kegunaan umpan balik/tanggapan balik /komunikasi balik melihat sebagai:
- Alat mengukur sampai dimana siaran difahami pendengar.
- Sumber otentik mendapatkan gambaran mengenai masalah yang dihadapi pendengar serta keinginan mereka, sehingga acara dapat disusun sesuai kepentingan dan kebutuhan pendengar.
- Saluran mengikutsertakan pendengar serta memelihara dan menumbuhkan keakraban (sense of belonging ).
Konsep dasar umpan balik sebagai kontrol, dimana keluaran suatu sistem "dibalikkan lagi " ke dalam sistem sebagai masukan tambahan, yang bertindak mengatur keluaran lebih lanjut. Mengutip pendapat Weiner ditambahkannya, umpan balik sebagai metode pengendalian suatu sistem dengan jalan memasukkan kembali ke dalamnya hasil pelaksanaan yang lalu. Dalam hal ini umpan balik antara lain sebagai Respons, peneguhan dan proses sosial.
Penulisan menarik kesimpulan dari pendapat di atas bahwa umpan balik/respons tersebut sangat berguna untuk merencanakan suatu program dan untuk menyempurnakan program selanjutnya. Jadi dalam hal ini juga sebagai bahan mengevaluasi program yang telah dilaksanakan.
Cara Memonitor Umpan Balik
Dalam upaya memonitor umpan balik/feedback/respon pendengar terhadap program yang disiarkan melalui radio dapat dilaksanakan berbagai cara Gonzales yang mengutip pendapat Jamison, McAnany, Schramm, (dalam jahi, 1988 : 55-56) mengatakan bahwa perlu beberapa saluran untuk umpan balik dari sistem pemakai yakni saluran interpersonal, komunikasi massa dan organisasi. Efendy (1986 : 38-39) mengemukakan :
Berlo dalam Meinenda (1981 : 15) mengatakan feedback (umpan balik) terdiri dari immediate (langsung ) dan tidak langsung/ada tenggang waktu (delayed feedback).
Albert Hilbrink dalam Radio sebagai alat penyuluh pertanian di Indonesia/Forum Pedesaan di Indonesia, (Depari dan Andrews, 1984 :111) mengemukakan:" Kelompok pendengar sebagai sumber utama umpan balik dapat melalui surat. Surat-surat dipakai stasiun untuk mengukur ketenaran acara-acaranya. Surat-surat pendengar. Kunjungan penyiar kepada kelompok pendengar semakin sering dilakukan".
Poerbojopoetro (1975 : 195-198) mengemukakan bahwa umpan balik bisa didapat dari pendengar, individual maupun kelompok, penyuluh, tokoh masyarakat, lembaga tertentu dan lain-lain. Umpan balik dapat diterima melalui surat, lisan atau telepon. Juga dengan sengaja dikumpulkan dengan survei.
Beberapa cara untuk memperoleh feedback menurut Rajasundaram (1981 : 1055-106):
The most "common is through letters . . . Feedback forms are usually distributed and collectedby the field staff. Whenever the member answer question or send in some comments or suggestions about the programme they use these forms. The field staf forward the completed forms to the radio organization. Sometimes a subtle way of urging listeners to write in their question oreven answers to questions posed by the lecturer is troprovie material motivations like a prize for the most regular writer.
Dari uraian di atas dapat penulis simpulkan bahwa untuk memonitor umpan balik dapat dilakukan :
- Secara langsung, artinya umpan balik diterima langsung dari khalayak pendengar. Umpan balik yang diterima secara langsung ini dapat berupa inisiatif dari pendengar seperti melalui surat, telepon ke studio, maupun dalam peristiwa-peristiwa tertentu. Disamping itu dapat juga merupakan inisiatif dari penyelenggara dengan mengadakan observasi, mengirimkan kuesioner dan wawancara.
- Secara tidak langsung, artinya umpan balik diterima tidak secara langsung oleh penyelenggara siaran. Dalam hal ini bisa melalui surat yang dialamatkan ke media massa tercetak, melalui lembaga-lembaga tertentu seperti hasil penelitian dan sebagainya.
Dari uraian mengenai umpan balik diatas dapat disimpulkan bahwa umpan balik/respons yang diterima dari khalayak juga berfungsi sebagai bahan evaluasi terhadap program yang disiarkan.
Evaluasi biasanya dipakai dalam bidang pendidikan, dalam kegiatan belajar mengajar untuk mengetahui sampai mana tujuan telah dicapai. Mengutip pendapat Worthern dan Sanders, Jahi (1989 :171-174) mengemukakan evaluasi adalah penentuan nilai suatu program, produk, produser atau potensi penggunaan pendekatan alternatif yang didesain untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu.
Selanjutnya dikemukakan bahwa tujuan dari evaluasi tersebut adalah:
- untuk kebanggaan, dalam arti kita telah melakukan sesuatu yang berharga.
- memperoleh informasi berkaitan dengan perencanaan dan pelaksanaan program.
- memfokuskan usaha-usaha yang akan dilakukan.
- memberi kesempatan belajar tentang sasaran.
Mengevaluasi suatu program merupakan upaya yang obyektif untuk mengukur sampai dimana keefektifan program yang disiarkan. Dengan evaluasi kita dapat mengetahui dimana kegagalan dan keberhasilan kita dan mengapa, sehingga kita dapat menentukan langkah lebih lanjut. Seperti dikemukakan Rajasundaram (1987 :109):
No matter how simple an evaluation may be, it can tell us how we have been performing in our project. We should be able to determine where we failed and why, and where we succeded so that we will know how to act the next time around.
Program evaluasi sangat esensil, yang menurut Glenn Powell dalam tulisannya "Radio Noon Broadcasting in Canada" (Dikshit, dkk 1979 : 90) berguna untuk:
- improving the planning system;
- providing management with information needed to make decision about programs; and
- providing producers and production personal with information to help them improve the broadcast. The evaluation report should provide a measurement of how effectively a programme is achieving its purpose and objectives.
Hernando Bernal Alarcon, dalam Dikshit (1979 : 64) mengemukakan bahwa lembaga untuk mengevaluasi siaran dibentuk untuk mengumpulkan feedback/umpan balik, baik yang di terima melalui surat, diskusi, hasil penelitian dan sebagainya. Ini semua dijadikan masukan bagi penulis skrip, dalam upaya mendorong perbaikan mutu program siaran.
Dari uraian mengenai evaluasi tersebut dapat penulis simpulkan bahwa :
- Evaluasi program merupakan upaya untuk mengukur/menilai sampai dimana program yang disiarkan telah berhasil mencapai tujuan.
- Dalam hal ini tujuan dari Map program siaran radio yang telah ditetapkan menjadi ukuran/kriteria. Hasil evaluasi dijadikan bahan perencanaan dan perbaikan mutu program.
- Evaluasi program dapat dilakukan dengan membentuk team untuk mengevaluasi program. Team tersebut hendaknya mewakili unsur-unsur dari lembaga/penyelenggara, pendengar, dan ahli yang berkaitan dengan bidangnya.
- Metode pengumpulan data untuk bahan evaluasi dapat dilakukan dengan observasi, kuesioner dan interview.
- Ciri program yang dievaluasi dapat berupa kualitas program, kesesuaian program, efektifitas program, efesiensi program, dan pentingnya program. Evaluasi dilakukan mencakup unsur kata, musik dan sound efek. Juga dalam hal ini dievaluasi jadwal siaran, waktu, mata acara siaran, komposisinya kontinuitasnya. Umpan balik/respons dari pendengar, atau lembaga-lembaga lain baik yang langsung maupun tidak langsung manjadi bahan masukan untuk evaluasi program.
Sebagai penutup tulisan ini dapat disimpulkan :
- Peranan radio sangat penting di negara-negara yang sedang berkembang, khususnya di daerah-daerah yang masih terpencil/terisolir. Dengan demikian perencana pembangunan memperhitungkan radio untuk program pembangunan.
- Siaran radio umumnya dibagi menjadi beberapa program yang masing-masing mempunyai tujuan tertentu.
- Umpan balik/feedback/respons terhadap program radio menunjukan adanya komunikasi dua arah. Cara memonitor umpan balik secara langsung maupun tidak langsung, atas prakarsa pendengar atau penyelenggara.
- Cara mengukur respons ini dapat dilihat dari tanggapan-tanggapan pendengar atau pihak lain yang mencakup semua aspek yang dalam program.
- Umpan balik merupakan bahan dari evaluasi program.
- Evaluasi program merupakan hal yang penting karena dengan evaluasi tersebut penyelenggara dapat mengetahui sejauhmana keefektifan program. Dari hasil evaluasi akan dapat disusun program lanjutan yang lebih sesuai dengan kepentingan dan kebutuhan khalayak.
Depart, Eduard; Mac Andrews, Colin. Peranan Komunikasi Massa Dalam Pembangunan, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta, 1985.
Dikshit, Kiranmani A., et al., Rural Radio : Programme Formats, Unesco, Paris, 1979.
Effendy, Onong Uchjana, llmu Komunikasi Teori dan Praktek, Remadja Karya CV, Bandung, 1986.
-, Radio Siaran Teori & Praktek, Cetakan Kedua, Alumni, Bandung 1983.
Fisher, B. Aubrey, Teori-teori Komunikasi, disunting oleh Jalaluddin Rakhmat, Remadja Karya CV, Bandung, 1986.
Jahi, Amri, dan Staf, Bahan Kuliah Pe-nyuluhan Peternakan, Jurusan Sosek, Fafet, IPB Bogor, 1989.
Jahi, Amri, (Penyunting), Komunikasi Massa Dan Pembangunan Pedesaan di Negara-negara Dunia Ketiga: Suatu Pengantar, PT Gramedia, Jakarta, 1988.
Meinanda, Teguh, Komunikasi & Jurnalistik, Amrico, Bandung, 1981.
Peigh, D. Terry, et al., The Use Radio in Social Development, Comunication Lab. Community and Family Study Ceneter The University of Chicago, 1979.
Poll, Ithiel de Sola; Fredrick W. Frey; et al. (Editor), Handbook of Communication, Raand McNally College Publishing Co., Chicago, 1973.
Rajasundaram, CV. Manual of Development Communication Special Reference to Broadcasting, Asia-Pasific Institute for Broadcasting dan AMIC, Singapore, 1981.
Schramn Wilbur, (Editor), Mass Communications, Second Edition, Third Printing, University of Illinois Press, Urbana, Chicago, London, 1975.
Sunarjo dan Djoenaesih S. Sunarjo, Himpunan Istilah Komunikasi, Edisi Kedua, Liberty, Yogyakarta, 1983.
Poerbojopoetro, Soetojo, dkk (team ), Pedoman Siaran Pedesaan, RRI dan BPLPP, Jakarta, 1975.