Situs Batu Naga Jabranti Miliki Batu Purba dari Peradaban Megalitikum
Sumber-Informasi.com - Situs Batu Naga Jabranti merupakan situs peninggalan batu purba yang diduga berasal dari peradaban megalitik antara 2500-1500 Sebelum Masehi. Situs terletak di Dusun Banjaran, Desa Jabranti, Kecamatan Karangkancana, Kabupaten Kuningan.
Usia batu-batuan yang terdapat pahatan gambar naga itu berbeda-beda. Setelah melalui pemeriksaaan di laboratorium, ada yang berusia 500 SM, 100 SM, bahkan ada yang 2000 SM. Tentu yang mencolok dari kompleks situs yang sempat menjadi tempat pesugihan itu yaitu relief naga pada batu sehingga dikenal dengan Situs Batu Naga.
Lokasi situs berada di puncak bukit Gunung Pojoktiga dengan ketinggian 1.340 meter di atas permukaan laut (mdpl), sebelah selatan dari Dusun Banjaran. Kawasan yang terletak di seputar perbatasan antara area hutan Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan Kuningan, Divisi Regional Jabar-Banten, KPH Balapulang dan KPH Banyumas Barat, Divisi Regional Jawa Tengah.
Area situs berada di sekitar garis perbatasan wilayah Kabupaten Kuningan, Jawa Barat dengan Kabupaten Cilacap dan Brebes, Jawa Tengah. Untuk mencapai lokasi, medan yang dilalui cukup berat, melintasi jalan setapak yang di pinggirnya jurang dalam. Pengunjung harus berjalan kaki menembus hutan dan semak belukar. Rute paling dekat adalah melalui Dusun Banjaran dengan waktu perjalanan sekira tiga jam.
Kawasan situs di puncak perbukitan secara keseluruhan terlihat samar berupa sejumlah pelataran lahan bertahap tertutup pepohonan, semak belukar, dan rumpun bambu. Di sana terdapat area rata 16 meter persegi. Di salah satu pelataran agak terbuka itu terdapat dua batu utama setinggi 1,6 meter dalam posisi berdiri berhadapan, mirip gapura.
Salah satu batu berukirkan gambar menyerupai naga, hewan melata, orang, burung, dan beberapa gambar lain. Di Jawa Barat mungkin itu satu-satunya peninggalan secara fisik berwujud gambar naga. Batu naga itu memiliki tiga permukaan, bagian utara gambar ular naga seperti keluar dari lubang. Bagian tengah terdapat gambar pohon kelapa dan pepohonan. Menunjukkan pengukirnya seolah menggambarkan di hutan belantara terdapat seekor ular besar.
Di sebelahnya ada gambar naga yang ekornya dipegang seseorang dengan menghunus senjata tajam. Di atas naga ada pahatan 2 burung dan 2 gambar kembang. Di bagian perut naga terdapat 55 guratan. Orang yang memegang berhidung panjang, telanjang dada, serta menggunakan penutup celana.
Permukaan ketiga batu memiliki lebih banyak pahatan yang menggambarkan kehidupan masa lalu. Bagian atas terpahat bangunan sebuah rumah lengkap dengan atap segitiga dan dua tiang. Di bawahnya terdapat dua orang, sebelah kiri terlihat seorang berjambul sedang memegang kaki. Dugaan peneliti, susunan batu diperkirakan berasal dari masa prasejarah. Ukirannya dibuat oleh manusia dari masa yang berbeda-beda. Ukiran naga diduga berasal dari masa Sunda Kuno sekira abad 14-15 Masehi.
Di sekitar bukit Pojok Tilu, ikut ditemukan bak kotak terbuat dari batu ukuran 3 x 3,6 meter. Diperkirakan bak itu untuk menampung air, terbuat dari lapisan batu yang ditutup lapisan tanah, lalu ditutup batu kembali. Benda prasejarah dengan bentuk seperti itu belum pernah ditemukan di tempat lain.
Di area itu ditemukan juga sebuah menhir/tempat bekas pecahan guci yang ditanam, serta anak tangga dekat bukit. Ada juga alat pencungkil batu dari batu dengan bentuk segi empat dan lancip di ujungnya, terdapat pegangan di bagian belakang. Di sekitar permukiman penduduk Dusun Banjaran, Desa Jabranti turut ditemukan juga tanda-tanda keberadaan artefak bangunan lain. [Source : E. Saepuloh/PRM/29092019]