Situs Batujaya Karawang, Tempat Wisata dan Objek Kuliah Kerja Lapangan Mahasiswa Arkeolog
SumberInformasi.com - Situs Batujaya Karawang merupakan areal tempat ditemukannya beberapa candi dan peninggalan lain dari abad ke 5 hingga ke-6 Masehi. Letaknya di dua desa, yaitu Desa Segaran, Kecamatan Batujaya, dan Desa Talagajaya, Kecamatan Pakisjaya, Kabupaten Karawang, Jawa Barat. Sebaran candi di situs Batujaya diperkirakan mencapai 5 km persegi yang terletak di tengah-tengah areal persawahan.
Sejumlah pakar arkeologi menduga, candi-candi tersebut merupakan yang tertua di Jawa, yang dibangun pada masa Kerajaan Tarumanegara (abad ke-5 sampai ke-6 M). Candi-candi di Kompleks Batujaya ini umumnya terkubur sedalam 1-3 meter sehingga pelataran candi berada 1-3 meter di bawah permukaan sawah.
Di areal situs ditemukan bebatuan pembentuk candi, fragmen tulang-belulang manusia dan binatang, gerabah, serta kerang-kerang laut kuno. Temuan paling penting dalam ekskavasi antara lain fragmen cermin perunggu, fragmen sangkha emas, fragmen relief Buddha yang diapit Boddhisatwa. Di atasnya duduk tiga Tathagatha, di bagian bawah terdapat inskripsi dengan huruf Jawa Kuno.
Pada 1680-an, Kawasan Situs Batujaya mulanya merupakan rawa-rawa. Oleh pemerintah kolonial, area Situs Batujaya dibersihkan dan dijadikan persawahan. Pada 1952, arkeolog mulai mendatangi areal Batujaya setelah ditemukan sisa-sisa candi di Cibuaya, tidak jauh dari Batujaya. Pada 1984, melalui tinjauan lapangan, Prof. Dr. Ayatrobaedi yang juga adik kandung sastrawan Ajip Rosidi, menemukan situs Batujaya.
Situs Batujaya dijadikan objek untuk kuliah kerja lapangan bagi mahasiswa arkeolog Universitas Indonesia oleh Prof. Dr. Mundardjito, yang kemudian dilakukan penelitian lebih intensif. Hingga 1997, ada 24 situs candi yang ditemukan di Batujaya dan baru 6 di antaranya yang sudah diteliti.
Terdapat empat situs yang dipugar dan menampakkan bentuk candi meskipun belum sempurna, yakni Candi Jiwa, Candi Blandongan, Candi Serut, dan Candi Sumur. Candi Jiwa merupakan peninggalan agama Buddha. Umumya diprediksi lebih tua dibandingkan dengan Candi Borobudur di Magelang. Candi Jiwa mulai dipugar pada 1996-2001 melalui Suaka Peninggalan Sejarah dan Purbakala. Dari bentuknya, Candi Jiwa relatif lebih mendekati sempurna dibandingkan dengan candi di sekitarnya.
Candi Blandongan pertama kali ditinjau oleh tim arkeologi FSUI pada 1984. Pada 1999, situs ini diekskavasi oleh Pusat Penelitian Arkeologi Nasional dan menghasilkan penemuan satu reruntuhan candi. Candi lainnya yakni Candi Serut yang mulai diteliti oleh Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional bersama Fakultas Geografi UGM serta Direktorat Perlindungan dan Pembinaan Peningggalan Sejarah pada 1989.
Candi Sumur pertama kali diekskavasi oleh Pusat Penelitian Arkeologi Nasional pada 1992. Ekskavasi menghasilkan temuan berupa bangunan empat persegi panjang berukuran 7,35 x 10,55 m dengan ketebalan dinding sekitar 1,70 m dan 4 m. Kompleks Candi Batujaya memiliki 46 titik candi, tetapi hanya beberapa yang berhasil dipugar kemudian dijadikan tempat wisata. [Source : Fitrah Ardiansyah/PRM/20102019]